

Pak Edy – Buku, jendela dunia
Kegemarannya membaca buku sejak kecil terbawa hingga Pak Edy menginjak umur 48 tahun ini. Baginya, buku merupakan ensiklopedia terbaik yang pernah ada dalam sejarah hidup manusia. Banyak pengetahuan yang ia bisa dapatkan ketika ia membaca buku. Banyak hal yang orang lain tidak tau, namun ia paham.
Kegemarannya membaca buku juga merupakan kegiatannya dikala ia mendapatkan kesempatan beristirahat sejenak sebagai karyawan di kantornya. Kawan sekantornya pun sudah paham dengan kebiasaannya ini. Tidak akan mereka mengganggu Pak Edy ketika ia sedang serius membaca Koran atau kolom tertentu di suatu surat kabar harian. Dimanapun, di keempatan apapun, Pak Edy selalu menyempatkan waktu untuk membaca. Termasuk di rumah. Rumah adalah tempat terbaik bagi dirinya untuk bersantai dan membaca tiap lembar yang ada pada genggaman tangannya.
Ketika Pak Edy mendapatkan kesempatan cuti atau libur, beliau menyempatkan untuk bepergian ke luar kota. Tempat yang menjadi favoritnya adalah Ubud, Bali. Baginya tempat tersebut sangatlah perfek bagi pencari ketenangan dan pelepas stress. Tempat seperti Ubud ini jugalah yang tak dapat ditemukan oleh pak Edy di Jakarta, tempat ia bekerja. Tiap hari pak Edy selalu dihadapkan oleh maslaah baru, belum lagi macet yang menhadang ketika pergi atau pulang kerja.
Harapan pak Edy untuk pemprov DKI hanyalah sederhana, perbanyak taman bacaan bagi masyarakat. Pemerintah harus mampu meningkatkan kesadaran membaca dari usia dini. Menurutnya karena dengan membaca, khasanah kita semakin terbuka